KESEHATAN MENTAL
1.
Jelaskan
ciri-ciri mendasar dari kepribadian yang sehat menurut berbagai para ahli
kepribadian!
JAWAB
:
Allport menyebutkan bahwa orang yang
sehat dengan orang yang matang adalah orang yang memiliki ciri-ciri kepribadian
sebagai berikut : memiliki perluasan diri, memiliki hubungan yang hangat dengan
orang lain, memiliki keamanan emosional, memiliki persepsi yang realistis,
memiliki beberapa keterampilan dan tugas-tugas, memiliki pemahaman diri, serta
memiliki filsafat hidup yang mempersatukan.
Carl Rogers menjelaskan bahwa orang
yang sehat adalah orang yang memiliki motivasi untuk aktualisasi[1],
mereka disebut sebagai orang yang berfungsi sepenuhnya. Ciri-ciri orang yang
memiliki kepribadian yang sehat adalah memiliki keterbukaan pada pengalaman,
kehidupan eksistensial, kepercayaan terhadap organisme sendiri, serta memiliki
perasaan bebas.
Erich Fromm menjelaskan mengenai
orang yang memiliki kepribadian yang sehat adalah orang yang memilki 5
kebutuhan, yaitu : hubungan transedensi berakar, perasaan identitas,
serta kerangka orientasi.
Frank menyebutkan bahwa orang yang sehat mental merupakan orang
yang mengatasi diri. Menurutnya, ada 3 sistem nilai yang fundamental yang
berhubungan denga 3 cara memberi arti kepada kehidupan, yakni nilai-nilai daya
cipta (kreatif), nilai-nilai pengalaman dan nilai-nilai sikap.[2]
2.
Apa
ciri utama sehat mental menurut Rogers?
JAWAB
:
Model Rogers (Orang yang Berfungsi Sepenuhnya)
Rogers
mengemukakan bahwa pengalaman masa lampau dapat mempengaruhi cara bagaimana
kita memandang masa sekarang, yang pada gilirannya mempengaruhi tingkat
kesehatan psikologis kita. Jadi, pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak adalah
penting tetapi fokus Rogers tetap pada apa yang terjadi dengan kita sekarang
bukan pada apa yang terjadi waktu itu.[3]
Rogers
percaya bahwa karena realitas ini tergantung pada pengalaman-pengalaman
perseptual setiap orang, maka realitas itu akan berbeda untuk setiap orang.
a. Motivasi
orang yang sehat (aktualisasi)
Rogers menempatkan suatu dorongan - suatu kebutuhan fundamental – dalam sistem nya
tentang kepribadian, yakni memeliharakan, mengaktualisasikan dan meningkatkan
semua segi individu. Kecendrungan ini dibawa sejak lahir dan meliputi komponen-komponen
pertumbuhan fisiologis dan psikologis, meskipun selama tahun-tahun awal
kehidupan, kecenderungan tersebut lebih terarah kepada segi segi fisiologis.[4]
Ketika seseorang bertambah besar,
maka “diri” mulai berkembang. Pada saat itu juga tekanan dalam aktualisasi
beralih dari yang fisiologis kepada yang psikologis. Tumbuh dan bentuk-bentuk
serta fungsi-fungsinya yang khusus setelah mencapai tingkat perkembangan yang
dewasa dan pertumbuhan, kemudian berpusat pada kepribadian.
b.
Orang
orang yang berfungsi sepenuhnya
Rogers
mengemukakan tentang kehidupan yang sehat (kepribadian yang sehat), bukan
merupakan suatu keadaan dari ada, melainkan suatu proses, “suatu arah bukan
suatu tujuan”.[5]
Rogers memberikan
5 sifat orang yang berfungsi sepenuhnya (Schultz & Schultz, 2005), yaitu[6]:
1)
Keterbukaan
pada pengalaman
Kepribadian adalah
fleksibel, tidak hanya mau menerima pengalaman-pengalaman yang diberikan, namun
dapat menggunakannya dalam membuka kesempatan-kesempatan persepsi dan ungkapan
baru.
2)
Kehidupan
eksistensial
Orang yang
berfungsi sepenuhnya dapat menyesuaikan diri karena struktur-diri terus menerus
terbuka kepada pengalaman-pengalaman baru.
3)
Kepercayaan
terhadap organisme sendiri
“Apabila suatu
aktivitas terasa seakan-akan berharga atau perlu dilakukan, maka aktivitas itu
perlu dilakukan”. Dengan kata lain bertingkah laku menurut apa yang dirasa
benar merupakan pedoman yang sangat dapat diandalkan dalam memutuskan suatu
tindakan, lebih dapat diandalkan daripada faktor-faktor rasional atau
intelektual.
4)
Perasaan
bebas
Rogers percaya
bahwa semakin seseorang sehat secara psikologis, ia juga semakin mengalami
kebebasan untuk mrmilih dan bertindak.
5)
Kreativitas
Orang-orang yang
kreatif dan spontan, tidak terkenal karena konformitas atau penyesuaian diri
yang pasif terhadap tekanan-tekanan sosial dan kultural.
3.
Apa
dorongan utama pada orang yang sehat menurut Frankl?
JAWAB
:
Model Frankl (Orang yang Mengatasi Diri)
Viktor Frankl percaya bahwa hakikat
dari eksistensi manusia terdiri dari tiga faktor (Schultz, 1994), yaitu[7]:
a.
Spiritualitas.
Adalah suatu konsep yang sulit dirumuskan, tidak dapat direduksikan dan tidak dapat
diterangkan dengan istilah-istilah material.
b.
Kebebasan.
Kita memiliki dan harus menggunakan kebebasan kita untuk memilih bagaimana kita
akan bertingkah laku jika kita menjadi sehat secara psikologis.
c.
Tanggung
jawab. Orang-orang yang sehat akan memikul tanggung jawab, menggunakan waktu
mereka dengan bijaksana agar karya mereka (kehidupan mereka) tetap berkembang,
meskipun kodrat kehidupan singkat dan fana.
Ada 3 sistem nilai fundamental (pokok) yang
berhubungan dengan 3 cara memberi arti kepada kehidupan, yakni[8] :
a.
Nilai-nilai daya
cipta (kreatif). Biasanya hal ini berkenaan dengan suatu macam pekerjaan, meskipun
nilai-nilai daya cipta dapat diungkapkan dalam semua bidang kehidupan.
b.
Nilai-nilai pengalaman.
Diungkapkan dengan menyerahkan diri sendiri pada keindahan alam atau seni.
c.
Nilai-nilai
sikap. Sikap ialah situasi situasi dimana kita tidak mampu untuk mengubahnya
atau menghindarinyakondisi-kondisi nasib yang tidak dapat diubah. Apabila kita
berhadapan dengan situasi tersebut, satu-satunya cara yang rasional untuk
memberikan respons adalah menerimanya.
4.
Apa
kebutuhan utama orang yang sehat mental menurut Erich Fromm?
JAWAB
:
Model Erich Fromm (Orang yang Produktif)
Fromm mengemukakan 5 kebutuhan yang
berasal dari dikotomi kebebasan dan keamanan (Schultz dan Schultz, 2005), yaitu[9] :
a.
Hubungan
Cara yang sehat
untuk berhubungan dengan dunia ialah melalui “cinta”. Cinta dapat memuaskan
kebutuhan akan keamanan juga menimbulkan suatu perasaan integritas dan
individualitas. Fromm mendefinisikan cinta meliputi cinta orang tua terhadap
anak, cinta kepada diri sendiri, dan dalam pengertian yang lebih luas, seperti
solidaritas dengan semua orang dan mencintai mereka.
b.
Transedensi
Fromm percaya
bahwa dalam perbuatan menciptakan (anak-anak,
ide- ide, kesenian, atau barang barang material) manusia mengatasi
kodrat eksistensi yang pasif dan aksidental.
Menciptakan ialah
cara ideal atau sehat untuk melebihi keadaan binatang yang pasif yang tidak dapat
diterima oleh manusia karena kemampuan pikiran dan daya khayalnya.
Oleh karenanya,
Fromm percaya bahwa jalan untuk kreativitas ialah destruktifitas. Keduanya sangat
melekat pada kodrat manusia. Namun, kreativitas merupakan potensi utama dan
menyebabkan kesehatan psikologis. Destruktifitas hanya menyebabkan penderitaan
objek perusakan dan juga si perusak.
c.
Berakar
Seperti kebutuhan
kebutuhan lainnya,akar dapat dicapai secara positif atau negatif. Cara yang
ideal ialah membangun suatu perasaan persaudaraan dengan sesama umat manusia. Perasaan
solidaritas dengan orang lain memuaskan kebutuhan untuk berakar, untuk berkoneksi
dan berhubungan dengan dunia.
d.
Perasaan
identitas
Cara yang sehat
untuk memuaskan kebutuhan ini ialah “individualitas”, proses dimana seseorang
mencapai suatu perasaan tertentu tentang identitas diri. Orang-orang dengan
perasaan individualitas yang berkembang baik mengalami diri mereka seperti
lebih mengontrol kehidupan mereka sendiri, dan kehidupan mereka tidak dibentuk
oleh orang lain.
Cara yang tidak
sehat dalam membentuk suatu perasaan identitas adalah “menyesuaikan diri” dengan
sifat-sifat suatu bangsa, ras, agama, atau pekerjaan. Dengan cara ini identitas
ditentukan berdasarkan kualitas-kualitas suatu kelempok, bukan berdasarkan
kualitas-kualitas diri.
e.
Kerangka
orientasi
Dasar yang ideal
untuk kerangka orientasi adalah “pikiran” yakni sarana yang digunakan seseorang
untuk mengembangkan suatu gambaran realistis dan objektif tentang dunia. Fromm
sangat mementingkan persepsi objektif tentang pernyataan. Semakin objektif
persepsi kita, maka kita semakin berhubungandengan kenyataan, jadi semakin
matang dan tangkas pula kita dalam menanggulangi dunia luar. Pikiran harus
dikembangkan dan diterapkan dalam semua segi kehidupan. Misalnya, seseorang
dikuasai oleh mitos atau takhayul dalam suatu segi kehidupan, maka penerapan
pikiran pada segi-segi kehidupan lainnya akan terhambat.
5.
Apa
makna orang yang matang versi Allport?
Model Allport (Orang yang Matang)
Pandangan
Allport tentang sifat-sifat khusus dari kepribadian sehat, terdapat 7 kriteria
kematangan (Schultz dan Schultz, 2005), yaitu[10] :
a. Perluasan
perasaan diri
Dalam pandangan Allport, suatu
aktifitas harus relevan dan penting bagi diri, serta harus berarti bagi orang
tersebut.
b. Hubungan
diri yang hangat dengan orang orang lain
Allport membedakan 2 macam
kehangatan dalam hubungan dengan orang orang lain, yakni :
1) Kapasitas
untuk keintiman
Orang yang sehat secara psikologis
mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orang tua, anak, partner, dan
teman akrab.
2) Kapasitas
untuk perasaan terharu
Adalah suatu pemahaman tentang
kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa.
Orang yang sehat
memiliki kapasitas untuk memahami kesakitan-kesakitan, penderitaan-penderitaan,
ketakutan-ketakutan, dan kegagalan-kegagalan yang merupakan ciri kehidupan
manusia. Empati ini timbul melalui “perluasan imajinatif” dari perasaan
seseorang terhadap kemanusiaan pada umumnya.
c. Keamanan
emosional
Sifat dari kepribadian yang sehat adalah
penerimaan diri. Kepribadian yang sehat mampu menerima semua segi dari
keberadaan mereka, termasuk kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan yang
ada tanpa menyerah secara pasif. Kepribadian-kepribadian yang sehat mengontrol
emosi-emosi mereka, sehingga emosi-emosi ini tidak mengganggu aktifitas-aktifitas
antar- pribadi. Kualitas lain dari keamanan emosional ialah “sabar menghadapi
kekecewaan”.
d. Persepsi
realistis
Orang orang yang sehat memandang
dunia mereka secara objektif. Sebaliknya orang orang yang neurotis kerap kali
harus merubah realitas supaya membuatnya sesuai dengan keinginan-keinginan,
kebutuhan-kebutuhan, dan ketakutan-ketakutan mereka sendiri. Orang orang yang
sehat tidak perlu percaya bahwa orang-orang lain atau semua situasi-situasi
adalah jahat atau semacamnya baik menurut suatu prasangka pribadi terhadap
realitas. Mereka menerima realitas sebagaimana adanya.
e. Keterampilan-keterampilan
dan tugas-tugas
Allport menekankan pentingnya
pekerjaan dan perlunya menenggelamkan diri sendiri didalamnya. Keberhasilan
dalam pekerjaan menunjukan perkembangan keterampilan-keterampilan dan bakat
bakat tertentu suatu tingkat kemampuan. Tetapi tidaklah cukup hanya memiliki
keterampilan-keterampilan yang relevan, kita harus menggunakan
keterampilan-keterampilan itu secara ikhlas, antusias, melibatkan dan
menempatkan diri sepenuhnya dalam pekerjaan kita.
f. Pemahman
diri
Kriteria ini terkandung dalam
petunjuk lama “kenallah dirimu” tentu merupakan suatu tugas yang sulit. Kepribadian
yang sehat mencapai suatu tingkat pemahaman diri yang lebih tinggi daripada
orang-orang yang neurotis. Hubungan
lain yang penting adalah hubungan antar apa yang dipikirkan seseorang tentang
dirinya itu. Orang yang sehat terbuka pada pendapat orang-orang lain dalam
merumuskan sesuatu gambaran diri yang objektif.
g. Filsafat
hidup yang mempersatukan
Orang-orang yang sehat senantiasa melihat
“kedepan”, didorong oleh tujuan-tujuan dari rencana-rencana jangka panjang.
Orang-orang ini mempunyai suatu perasaan akan tujuan, suatu tugas untuk bekerja
sampai selesai, sebagai batu sendi kehidupan mereka, dan ini memberi
kontunuitas bagi kepribadian mereka.
Allport menyebutkan dorongan yang
mempersatukan ini sebagai “arah”, dan lebih kelihatan pada kepribadian-kepribadian
yang sehat daripada orang-orang yang neurotis. Arah itu membimbing semua segi
kehidupan seseorang menuju suatu tujuan, serta memberikan orang itu suatu
alasan untuk hidup.
Suara hati juga ikut berperan dalam
suatu filsafat hidup yang mempersatukan. Allport mengemukakan perbedaan antara
suara hati yang matang dan suara hati yang tidak matang atau neurotis. Suara
hati yang tidak matang bercirikan perasaan “harus”, bukan “sebaiknya”. Dengan
kata lain, orang yang tidak matang berkata: “saya harus bertingkah laku
begini”, orang yang sehat berkata: “saya sebaiknya bertingkah laku
begini”. Suara hati yang matang adalah suatu perasaan kewajiban dan tanggung
jawab kepada diri sendiri dan kepada orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar