Rabu, 26 September 2018

MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN BERBASIS BIMBINGAN DAN KONSELING PADA ANAK USIA DINI



MAKALAH
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN BERBASIS BIMBINGAN DAN KONSELING PADA ANAK USIA DINI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah “Bimbingan dan Konseling”
Dosen : Aisyah Khumairo, S.Sos.I, M.Pd.I
Hasil gambar untuk logo iain metro
Disusun Oleh:
Kelompok 2, Kelas A
Apriani Nurryana                                           1601030032
            Diaz Maulidya                                                1601030058
            Siti Nur Aziza                                                 1601030024

Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD)
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) METRO
TAHUN AJARAN 2018-2019



KATA PENGANTAR
Assalamu`alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahi robbil ‘alamin penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, rahmat, dan  karunia-Nya yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Belajar dan Pembelajaran Berbasis Bimbingan dan Konseling Pada Anak Usia Dini.
Makalah ini merupakan sebagian syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Bimbingan dan Konseling.
            Dalam penulisan makalah ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah terutama kepada :
  1. Aisyah Khumairo, S.Sos.I, M.Pd.I selaku dosen mata kuliah Bimbingan dan Konseling.
  2. Ayah dan Ibu tercinta di rumah yang selalu memberikan dukungan dan do`a sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Penulis sadar bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan guna menyempurnakan penulisan ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan pendidikan anak usia dini.
Wassalamu’alaikum. Wr.Wb

                 Metro, 23 September 2018

                                                                                                               Penulis


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .........................................................................       i
DAFTAR ISI .........................................................................................       ii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ...........................................................................        1
B.    Rumusan Masalah .......................................................................        1
C.    Tujuan .........................................................................................        2

BAB II PEMBAHASAN
A.    Pembelajaran pada Anak Usia Dini.............................................        3
B.    Belajar Melalui Bermain..............................................................        4
C.    Tujuan dan Fungsi Program Pembelajaran..................................        4
D.    Model Pembelajaran Anak Usia Dini..........................................        5
E.     Prinsip-prinsip Pembelajaran pada Anak Usia Dini.....................        6
F.     Pembelajaran dalam Perspektif Perkembangan Anak.................        9
G.    Pendidikan Holistik bagi Anak Usia Dini...................................        11       
                       
BAB III PENUTUP
Kesimpulan .................................................................................       12

DAFTAR PUSTAKA







BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Berawal dari sebuah fenomena, fakta serta realita yang terjadi di dunia pendidikan. Fakta yang menyaratkan adanya sebuah kesenjangan antara sistem pembelajaran serta metode dengan pribadi seorang siswa secara psikologi.
Kondisi Psikologi siswa merupakan faktor penting yang mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran sedangkan pada kenyataanya hal itu seringkali diabaikan karena terikat pada suatu kurikulum dan sistem yang berlaku.
Sistem serta model pembelajaran seperti itulah yang sudah seharusnya kita kritisi, system serta model pembelajaran yang tidak mensyaratkan keberpihakannya terhadap kondisi psikologi siswa. Masalah tersebut akan berdampak besar pada ketercapaian tujuan dari pendidikan, sehingga kita harus bergerak cepat untuk mengatasi kemungkinan-kemungkinan terburuk yang saat ini dirasakan kurang tepat untuk digunakan.
Ini bukanlah tugas pemerintah, guru, atau lembaga-lembaga pendidikan saja. Ini merupakan tugas kita semua. Untuk itu, adanya generasi pelurus seperti kita memberikan dukungan positif untuk kependidikan.
Dari latar belakang diatas penulis akan membahas tentang “Belajar Dan Pembelajaran Berbasis Bimbingan Dan Konseling Pada Anak Usia Dini”.

  1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah yang didapat, diantaranya :
1.      Bagaimana Pembelajaran pada Anak Usia Dini?
2.      Bagaimana cara Belajar Melalui Bermain?
3.      Apa saja Tujuan dan Fungsi Program Pembelajaran?
4.      Bagaimanakah Model Pembelajaran Anak Usia Dini?
5.      Apa saja Prinsip-prinsip Pembelajaran pada Anak Usia Dini?
6.      Apa maksud Pembelajaran dalam Perspektif Perkembangan Anak?
7.      Bagaimanakah Pendidikan Holistik bagi Anak Usia Dini?

  1. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan yang didapat, diantaranya :
1.      Agar dapat mengetahui Pembelajaran pada Anak Usia Dini.
2.      Agar dapat mengetahui cara Belajar Melalui Bermain.
3.      Agar dapat mengetahui Tujuan dan Fungsi Program Pembelajaran.
4.      Agar dapat mengetahui Model Pembelajaran Anak Usia Dini.
5.      Agar dapat mengetahui Prinsip-prinsip Pembelajaran pada Anak Usia Dini.
6.      Agar dapat mengetahui Pembelajaran dalam Perspektif Perkembangan Anak.
7.      Agar dapat mengetahui Pendidikan Holistik bagi Anak Usia Dini.



BAB II
PEMBAHASAN
  1. Pembelajaran pada Anak Usia Dini
Montessori telah menandai bahwa anak-anak tumbuh dan berkembang melalui sejumlah tahapan yakni keterkaitan dan keingintahuan terhadap sesuatu yang biasa disebut “periode sensitif”.
Periode sensitif merupakan cara alami yang pasti pada anak dan tak terpisahkan dengan faktor-faktor keturunan sebagai manusia. Periode ini merupakan “kesempatan yang terbatas” karena dalam suatu tahapan transisi, sekali anak memiliki kemampuan yang telah dikuasai, maka periode ini akan lenyap sehingga jika anak tidak diperlihatkan pada pengalaman stimulus yang benar maka periode ini akan hilang.[1]
Menurut Pestalozzi memaknai belajar sebagai cara membimbing anak dengan perlahan dan dengan usaha anak sendiri. Ia meyakini bahwa segala bentuk pembelajaran berdasarkan pengaruh dan panca indera serta melalui pengalaman.
Menurut Froebel si pencetus kindergarden (taman kanak-kanak), menganggap bermain merupakan pengenalan yang didapat melalui pengalaman. Namun bermain disini harus terkendali atau terstruktur, karena jika tidak terstruktur akan sangat berbahaya.[2]
Menurut Vygotsky, belajar yang sesuai dengan taraf perkembangan anak akan membantu anak dalam mengembangkan dirinya, baik dari aspek kognitif, bahasa, maupun sosial dan emosional.[3]
Menurut Bredekamp menekankan akan pentingnya pembelajaran dalam hal “bermakna”. Jadi, pembelajaran bermakna tidak hanya penting bagi pemahaman anak dan konsep perkembangan, tetapi juga untuk menstimulasi motivasi anak sehingga mereka lebih suka bertahan dengan tuugas-tugas dan memotivasinya untuk belajar lebih banyak lagi.[4]
  1. Belajar Melalui Bermain
Linda mengatakan bahwa bermain merupakan peluang bagi anak untuk melakukan berbagai hal. Kondisi ini yang menyebabkan anak belajar. Jadi, bermain merupakan cara anak belajar, belajar tentang apa saja seperti objek, kejadian, situasi, konsep (misalnya : halus, kasar, dll).[5]     Menurut Jean Piaget, dengan bermain anak menciptakan sendiri pengetahuannya melalui interaksi mereka. Mereka berlatih dalam menggabungkan informasi-informasi yang telah diketahui dengan informasi-informasi baru. Mereka juga menguji pengalamannya dengan gagasan-gagasan baru.[6] Piaget mengemukakan saat anak bermain anak tidak belajar sesuatu yang baru, melainkan belajar mempraktekkan dan mengonsolidasikan keterampilan yang baru didapatnya. Contohnya, dalam bermain peran yang dilakukan anak dengan teman-temannya, terjadi beberapa transformasi simbolis seperti pura-pura menggunakan balok sebagai telur. Untuk itu, Piaget sangat mementingkan praktek dan konsolidasi, karena keterampilan yang baru didapat anak akan cepat hilang jika tidak dipraktekkan dan dikonsolidasi.[7]

  1. Tujuan dan Fungsi Program Pembelajaran
1.      Tujuan Program Pembelajaran
Catron dan Allen mengemukakan tujuan program pembelajaran yang utama di taman kanak-kanak yaitu untuk mengoptimal[8]kan perkembangan anak secara menyeluruh serta terjadi komunikasi interaktif.
Tujuannya yaitu membantu meletakan dasar ke arah perkembangan sikap pengetahuan, ketrampilan dan kreatifitas yang diperlukan oleh anak untuk fdapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan pada tahap berikutnya. untuk mencapai tujuan program pembelajaran tersebut, maka diperlukan strategi pembelajaran bagi anak usia dini yang berorientasi pada[9]:
a.    Tujuan yang mengarah pada tugass-tugas perkembangan setiap rentang usia anak
b.    Materi yang diberikan harus mengacu dan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan yang sesuai dengan taraf perkembangan anak.
c.    Metode yang dipilih seharusnya berfariasi sesuai dengan tujuan kegiatan belajar dan mampu melibatkan anak secara aktif dan kreatif serta menyenangkan.
d.   Media dan lingkungan bermain yang digunakan haruslah aman, nyaman, dan menibulkan ketertarikan bagi anak dan perlu adnya waktu yang cukup untuk bereksplorasi.
e.    Evaluasi yang terbaik dan diaanjurkan untuk dilakukan adalah rangkaian sebuah asismen melalui observasi partisipan terhadap segala sesuatu yang dilihat, didengar, dan diperbuat oleh anak.
2.      Fungsi Program Pembelajaran.
Adapun fungsi pembelajaran di taman kanak-kanak atau di PAUD antara lain untuk:
a.       Mengembangkan seluruh kemampuan yang dimiliki anak sesuai dengan tahap perkembangannya.
b.      Mengenalkan anak dengan dunia sekitar
c.       Mengembangan sosial anak
d.      Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin kepada anak
e.       Memberikan kesempatan kepada anak untuk menikmati massa mainnya.
  1. Model Pembelajaran Anak Usia Dini
Menurut Kemp, strategi merupakan suatu kegiatan dalam pembelajaran yang harus dilakukan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran tercapai secara efektif dan efisien.
Pendekatan merupakan sudut pandang kita pada proses pembelajaran. Roy Kellen mengungkapkan terdapat dua pendekatan pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centered approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centered approaches).
Pendekatan yang berpusat pada guru menggunakan startegi pembelajaran langsung (direct instrunction), pembelajaran deduktif (menyimpulkan pembelajaran) / ekspositori (menerangkan atau menjelaskan). Lalu, pendekatan yang berpusat pada siswa menggunakan startegi pembelajaran inkuiri, diskoveri dan induktif.[10]  

  1. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Pada Anak Usia Dini
Guru dituntut untuk memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran.  Proses kegiatan belajar anak usia dini harus memperhatikan prinsip-prinsip belajar yaitu: proses kegiatan belajar bagi anak usia dini harus didasarkan prinsip belajar melalui bermain, proses kegiatan belajar bagi anak usia dini.[11]
Model Pembelajaran Yang Berpusat Pada Anak Dan Guru
Bahan ruang dan waktu
Pembelajaran bepusat pada anak
Pembelajaran berpusat pada guru
Bahan, ruang dan waktu
Dapat digunakan secara bebas
Berdasarkan petunjuk guru
Peran guru
Mengikuti minat dan keinginan anak, pengalaman langsung.
Langsung, inisiasi, menekan, dan berdasarkan penampilan anak.
Metode pengajaran
Berorientasi kepada kegiatan menguji, menggali, dan mempunyai tantangan
Memiliki tahapan berdasarkan tujuan akhir yang ingin dicapai. 
Motivasi
Keingimam belajar instrinsik
Eksternal, berdasarkan penghargaan
Konsep belajar
Pengalaman langsung menggunakan untuk dalam bermain untuk memahami situasi yang nyata.
Drill atau pengulangan untuk menguasai ketrampilan.
Indiividu vs kelompok
Individualis, berdasarkan kebutuhan anak.
Kebutuhan kelompok sebagai satu kesatuan.
Metodologi
Kebebasan sepenuhnya bagi guru untuk menggunakan institusi, perasaan dan penilaian.
Kemampuan untuk berkelompok berdasarkan model/ contoh yang dilihat.
Adapaun menurut Musthafa prinsip-prinsip pembelajaran dalam mendesain intervensi pembeljaran pada usia dini meliputi[12]:
1.      Berangkat dari yang dibawa anak anak.
Semua upaya pembelajaran harus bermula dan berakhir pada kebaikan perkembangan peserta didik. Selain itu suatu pemahaman baru dapat diabangu jika peserta didik mau dan mampu menghubungkan sesuatu yang baru ditemuinya, itu dengan apa yang telah diketahui dan dipahaminya.
2.      Aktfitas belajar harus menantang pemahaman anak daari waktu ke waktu.
Proses belajar dapat terjadi dalam dua arah dari umum ke khusus, dan dari yang khusus ke umum. Akan tetapi, suatu pemahaman baru tersusun atas pengetahua kasus perkasus melalui proses peninjauan ulang dan penyelarasan yang dilakukan pembelajar.
3.      Guru menyodorkan persoaalan-persoalan yang relevensinya tengah dirasakan pembelajaran.
Belajar merupakan proses pengolahan selektif,yang kebermaknaannya ditentukan oleh relevansi yang dirasakan pembelajar pad saat tertentu. Oleh karena itu, untuk memastikan bahwa proses belajar sekerap mungkin dalam diri peserta didik guru harus senantiasa waspada untuk dapat menangkap momentum kebutuhan belajar peserta didik.
4.      Guru membangun unit-unit pembelajaran seputar konsep-konsep pokok dan tema besar.
Tidak seperti orang dewasa yang dapat dengan mudah belajar melalui abstraksi atau mistik, anak-anak usia dini belajar secara holistik dan integratif. Mengingat kecenderungan ini, dalam membantu membelajarkan anak usia dini, guru hendaknya mengupayakan supaya yang disampaikan kepada peserta didik itu berbentuk kosnep-konsep etensisal dan tema besar yang mudah dikontekstualisasikan.
Contoh apabila guru ingin mengajarkan tentang konsep-konsep negara dan ibu kota negara di dunia, maka yang cocok diberikan kepada anak-anak adalah konsep bahwa setiap negaara memiliki batas wilayah, dan dalam wilayahnya itu ada ibu kota, yang merupakan pusat kegiatan pemerintahan.
Secara umum,  prinsip yang harus diperhatikan guru dalam pembelajaran di PAUD yaitu[13]:
1.      Pembelajaran dilakukan melalui bermain.
2.      Berorientasi pada kebutuhan anak.
3.      Menggunakan pembelajaran terpadu yang dibingkai oleh tema.
4.      Mengembangkan ketrampilan hidup atau kemandirian sejak dini
5.      Menggunakan berbagai media dan sumber belajar.
6.      Pembelajaran PAIKEM.
7.      Dilaksanakan secara bertahap dan berulang-ulang
8.      Penataan lingkungan yang kondusif
9.      Stimulasi terpadu
10.  Konkrit dan dapat dilihat langsung
11.  Seimbang antara kegiatan fisik dan mental

F.     Pembelajaran dalam Perspektif Perkembangan Anak.
Perkembangan anak merupakan proses perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang, dari sederhana enjadi kompleks, suatu evolusi manusia dari ketergantungan menjadi mahluk dewasa. Perkembangan yang dimiliki anak merupakan rangkaian perubahan yang teratur datii satu tahap perkembangan ke tahap perkembangan lain yang berlaku secara umum. Misalnya anak berdiri dengan satu kaki, berjinjit, menaikan tangga, berdiri, menggunakan bahasa,. Hal ini akan dialami oleh setiap individu yang nromal dan masing-masing mempunyai ciri khas dari setiap fase perkembangan.[14]
Anak akan sangat menikmati dan mempunyai keinginan alami untuk belajar dan bekerja, bersamaan dengan keinginan yang kuat untuk mendapatkan kesenangan. Mereka tidak pernah berfikir bahwa belajar sebagai sesuatu yang membebani, mereka terus menerus mencari sesuatu yang lebih menantang.[15]
Dimensi
Kegiatan
Anak belajar dengan sangat baik ketika kebutuhan fisik mereka terpenuhi, dan merasa aman secara psikologis.
Mengharuskan peran aktif dan periode yang tenang, santai, dan aktif. lingkungannya aman  dan terlindungi yang diperoleh oleh setiap anak.
Anak yang menyusun pengetahuan
Anak perlu untuk membuat hipotesisnya sendiri, dan tetap untuk mencoba aksi mental dan manipulasi fisik, menemukan apa yang sedang terjadi, membandingkan temuannya, bertanya dan menemukan jawban serta menyusun model.
Anak belajar melalui interaksi sosial dengan oranng tua anak yang lain
Guru mendukung hubngan dengan teman sebaya dan ornag tuanya, dengan mendukung usaha anak dan membarkan anak untuk berperan secara mandiri.[16]
Anak belajar degan bermain
Bermain menyediakan suatu kesempatan bereksplorasi dan manipulasi yang penring bagi penyesuaian pengetahuan dan berperan serta dalam pengembangan cara berfikir respresentasion.
Minat dan keingin tahuan anak memotivasi pebelajaran
Guru mengidentifikasi apa yang dapat meningkatkan minat siswa dan memperbolehkan nak untuk bekerja sama menyelesaikan permasalahannya.
Perkembangan dan pembelajar manusia dirancang oleh variasi individual
setiap insan memiliki pola individual dan perwaktuan pembangunan perubuhan, juga gaya belajar.




G.    Pendidikan Holistik Bagi Anak Usia Dini
Menurut Rousseau pendidikan yang ideal dna baik semestinya dilakukan sejaak anak lahir sampai remaja dengan dikembalikan kepada alam atau pendekatan secara alamiah.[17]
Kegiatan dalam pembelajaran PAUD dapat dilakukan secara formal maupun informal dalam bentuk institusi pendidikan atau pentippan anak. Santoso mengemukakan bahwa fungsi penyelenggaraan program PAUD, sebagai berikut[18]:
1.      Memberikan kesempatan seluas luasnya kepada anak indonesia untuk mengikuti pendidikana anak usia dini
2.      Membantu dan memfasilitasi perkembangan potensi anak bangsa
3.      Membantu memperbaiki mutu dan relevensi pendidikan anak.
4.      Memberdayakan peserta serta masyarakat dalam memberdayakan pendidikan anak usia dini. 






           

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Menurut Montessori, pembelajaran pada anak usia dini ditandai dengan anak-anak tumbuh dan berkembang melalui sejumlah tahapan berupa ketertarikan dan keingin tahuan terhadap sesuatu yang disebut “periode sensitif”.
Menurut Piaget bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan menimbulkan kesenangan atau kepuasan bagi diri seseorang.
Bermain merupakan persyaratan untuk keahlian anak selanjutnya, seuatu praktek untuk dikemudian hari.
Selanjutnya yaitu Tujuan program pembelajaran, adalah membantu meletakan dasar kearah perkembangan sikap pengetahuan, ketrampilan dan kreatifitas yang diperlukan oleh anak untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Fungsi dari pada pembelajaran anak usia dini adalah mengembangkan seluruh kemampuan yanng dimiliki anak sesuai dengan tahap perkembangannya, mengenalkan anak dengan dunia sekitar, mengembangkan sosial anak, mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin anak, memberikan kesempatan pada anak untuk menikmati masa bermainnya. Selain terdapatkan fungsi, selanjutnya adanya model pembelajaran AUD yang harus diperhatkan pendidk,. model pembelajarannya meliputi dua jenis model pembelajaran yang berpusat pada guru dan anak.  
Menurut Santosa terdapat beberapa prinsip pembelajaran pada anak usia dini diantaranya: berangkat dari yang dibawa anak, aktifitas belajar harus menantang pemahaman anak dari waktu ke waktu, guru menyodorkan persoalan-persoalan yang relevansinya tengah dirasakan pembelajar, guru membagun unit-unit pembelajaran seputar konsep-konsep pokok dan tema-tema besar. Maka penyelenggaraan pendidikan anak usia dini sangat luas perannya dalam membantu anak untuk mengikuti pendidikan dari sejak dini sesuai dengan potensi yang dimilikinya. 

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Susanto. Bimbingan dan Konseling di Taman Kanak-kanak. Cet.I. Jakarta: Prenadamedia Group. 2015.
Anita Yus. Penilaian Perkembangan Beajar Anak Taman Kanak-Kanak.  Edisi I.  Jakarta: Prenadamedia Group. 2011.
Diana Mutiah. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Edisi I. Jakarta: Prenadamedia Group. 2010.
Rusman. Seri Manajemen Sekolah Bermutu ‘Model-Model Pembelajaran’ Mengembangkan Profesionalisme Guru. Edisi II. Depok: RajaGrafindo. 2012.



[1] Ahmad Susanto, “Bimbingan dan Konseling di Taman Kanak-kanak”, Cet.I, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015),  h. 77.
[2] Ibid., h. 79.
[3] Ibid., h. 80.
[4] Ibid., h. 81.
[5] Anita Yus, “Penilaian Perkembangan Beajar Anak Taman Kanak-Kanak”, Edisi I,  (Jakarta : Prenadamedia Group, 2011),  h. 33.
[6]  Diana Mutiah, “Psikologi Bermain Anak Usia Dini”, Edisi I, (Jakarta : Prenadamedia Group, 2010),  h. 101.
[7] Ibid., h. 102.
[8] Ahmad Susanto, “Bimbingan dan Konseling..., h. 85.
[9]Ibid, h. 86.
[10] Rusman, “Seri Manajemen Sekolah Bermutu ‘Model-Model Pembelajaran’ Mengembangkan Profesionalisme Guru”, Edisi II, (Depok: RajaGrafindo, 2012), h. 132. 
[11] Ahmad Susanto, ”Bimbingan dan Konseling..., h. 88.
[12] Ibid., h. 89-91.  
[13] Ibid., h. 93-99.
[14] Ibid., h. 100.
[15] Ibid., h. 101.
[16] Ibid., h. 102.
[17] Ibid., h. 103.
[18] Ibid., h. 104.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MANTAN GUBERNUR LAMPUNG YANG TETAP EKSIS SEBAGAI DUTA BESAR REPUBLIK INDONESIA UNTUK KROASIA

  ( Gambar 1. Komjen (Purn.) Drs. H. Syachroedin Zainal Pagaralam (Kanan) ) [1] Sjachroedin Zainal Pagaralam yang saat ini memili...