MAKALAH
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN BERBASIS BIMBINGAN DAN
KONSELING PADA ANAK USIA DINI
Diajukan
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah “Bimbingan dan Konseling”
Dosen : Aisyah
Khumairo, S.Sos.I, M.Pd.I
Disusun
Oleh:
Kelompok 2, Kelas
A
Apriani
Nurryana 1601030032
Diaz
Maulidya 1601030058
Siti
Nur Aziza 1601030024
Jurusan
Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD)
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) METRO
TAHUN AJARAN 2018-2019
KATA PENGANTAR
Assalamu`alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahi
robbil ‘alamin penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat,
rahmat, dan karunia-Nya yang tak terhingga sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah Belajar dan
Pembelajaran Berbasis Bimbingan dan Konseling Pada Anak Usia Dini.
Makalah ini
merupakan sebagian syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Bimbingan dan
Konseling.
Dalam penulisan makalah ini tidak lupa penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah terutama kepada :
- Aisyah Khumairo, S.Sos.I, M.Pd.I selaku dosen mata kuliah Bimbingan dan Konseling.
- Ayah dan Ibu tercinta di rumah yang selalu memberikan dukungan dan do`a sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Penulis
sadar bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, karena
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan. Untuk itu kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan guna menyempurnakan penulisan ini.
Akhirnya penulis
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan pendidikan anak usia dini.
Wassalamu’alaikum.
Wr.Wb
Metro, 23 September 2018
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ......................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang ........................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah ....................................................................... 1
C.
Tujuan
......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pembelajaran
pada Anak Usia Dini............................................. 3
B.
Belajar
Melalui Bermain.............................................................. 4
C.
Tujuan
dan Fungsi Program Pembelajaran.................................. 4
D.
Model
Pembelajaran Anak Usia Dini.......................................... 5
E.
Prinsip-prinsip
Pembelajaran pada Anak Usia Dini..................... 6
F.
Pembelajaran
dalam Perspektif Perkembangan Anak................. 9
G.
Pendidikan
Holistik bagi Anak Usia Dini................................... 11
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Berawal dari
sebuah fenomena, fakta serta realita yang terjadi di dunia pendidikan. Fakta
yang menyaratkan adanya sebuah kesenjangan antara sistem pembelajaran serta
metode dengan pribadi seorang siswa secara psikologi.
Kondisi
Psikologi siswa merupakan faktor penting yang mempengaruhi proses dan hasil
pembelajaran sedangkan pada kenyataanya hal itu seringkali diabaikan karena
terikat pada suatu kurikulum dan sistem yang berlaku.
Sistem serta
model pembelajaran seperti itulah yang sudah seharusnya kita kritisi, system
serta model pembelajaran yang tidak mensyaratkan keberpihakannya terhadap kondisi
psikologi siswa. Masalah tersebut akan berdampak besar pada ketercapaian tujuan
dari pendidikan, sehingga kita harus bergerak cepat untuk mengatasi kemungkinan-kemungkinan
terburuk yang saat ini dirasakan kurang tepat untuk digunakan.
Ini bukanlah
tugas pemerintah, guru, atau lembaga-lembaga pendidikan saja. Ini merupakan
tugas kita semua. Untuk itu, adanya generasi pelurus seperti kita memberikan
dukungan positif untuk kependidikan.
Dari latar
belakang diatas penulis akan membahas tentang “Belajar Dan Pembelajaran
Berbasis Bimbingan Dan Konseling Pada Anak Usia Dini”.
- Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, adapun rumusan masalah yang didapat, diantaranya :
1.
Bagaimana
Pembelajaran pada Anak Usia Dini?
2.
Bagaimana
cara Belajar Melalui Bermain?
3.
Apa
saja Tujuan dan Fungsi Program Pembelajaran?
4.
Bagaimanakah
Model Pembelajaran Anak Usia Dini?
5.
Apa
saja Prinsip-prinsip Pembelajaran pada Anak Usia Dini?
6.
Apa
maksud Pembelajaran dalam Perspektif Perkembangan Anak?
7.
Bagaimanakah
Pendidikan Holistik bagi Anak Usia Dini?
- Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah diatas, adapun tujuan yang didapat, diantaranya :
1.
Agar
dapat mengetahui Pembelajaran pada Anak Usia Dini.
2.
Agar
dapat mengetahui cara Belajar Melalui Bermain.
3.
Agar
dapat mengetahui Tujuan dan Fungsi Program Pembelajaran.
4.
Agar
dapat mengetahui Model Pembelajaran Anak Usia Dini.
5.
Agar
dapat mengetahui Prinsip-prinsip Pembelajaran pada Anak Usia Dini.
6.
Agar
dapat mengetahui Pembelajaran dalam Perspektif Perkembangan Anak.
7.
Agar
dapat mengetahui Pendidikan Holistik bagi Anak Usia Dini.
BAB II
PEMBAHASAN
- Pembelajaran pada Anak Usia Dini
Montessori telah
menandai bahwa anak-anak tumbuh dan berkembang melalui sejumlah tahapan yakni
keterkaitan dan keingintahuan terhadap sesuatu yang biasa disebut “periode sensitif”.
Periode sensitif
merupakan cara alami yang pasti pada anak dan tak terpisahkan dengan
faktor-faktor keturunan sebagai manusia. Periode ini merupakan “kesempatan yang terbatas” karena dalam
suatu tahapan transisi, sekali anak memiliki kemampuan yang telah dikuasai,
maka periode ini akan lenyap sehingga jika anak tidak diperlihatkan pada
pengalaman stimulus yang benar maka periode ini akan hilang.[1]
Menurut
Pestalozzi memaknai belajar sebagai cara membimbing anak dengan perlahan dan
dengan usaha anak sendiri. Ia meyakini bahwa segala bentuk pembelajaran
berdasarkan pengaruh dan panca indera serta melalui pengalaman.
Menurut Froebel
si pencetus kindergarden (taman
kanak-kanak), menganggap bermain merupakan pengenalan yang didapat melalui
pengalaman. Namun bermain disini harus terkendali atau terstruktur, karena jika
tidak terstruktur akan sangat berbahaya.[2]
Menurut Vygotsky,
belajar yang sesuai dengan taraf perkembangan anak akan membantu anak dalam
mengembangkan dirinya, baik dari aspek kognitif, bahasa, maupun sosial dan
emosional.[3]
Menurut
Bredekamp menekankan akan pentingnya pembelajaran dalam hal “bermakna”. Jadi,
pembelajaran bermakna tidak hanya penting bagi pemahaman anak dan konsep
perkembangan, tetapi juga untuk menstimulasi motivasi anak sehingga mereka
lebih suka bertahan dengan tuugas-tugas dan memotivasinya untuk belajar lebih
banyak lagi.[4]
- Belajar Melalui Bermain
Linda mengatakan
bahwa bermain merupakan peluang bagi anak untuk melakukan berbagai hal. Kondisi
ini yang menyebabkan anak belajar. Jadi, bermain merupakan cara anak belajar,
belajar tentang apa saja seperti objek, kejadian, situasi, konsep (misalnya :
halus, kasar, dll).[5]
Menurut Jean Piaget, dengan bermain
anak menciptakan sendiri pengetahuannya melalui interaksi mereka. Mereka
berlatih dalam menggabungkan informasi-informasi yang telah diketahui dengan
informasi-informasi baru. Mereka juga menguji pengalamannya dengan
gagasan-gagasan baru.[6]
Piaget mengemukakan saat anak bermain anak tidak belajar sesuatu yang baru,
melainkan belajar mempraktekkan dan mengonsolidasikan keterampilan yang baru
didapatnya. Contohnya, dalam bermain peran yang dilakukan anak dengan
teman-temannya, terjadi beberapa transformasi simbolis seperti pura-pura
menggunakan balok sebagai telur. Untuk itu, Piaget sangat mementingkan praktek
dan konsolidasi, karena keterampilan yang baru didapat anak akan cepat hilang
jika tidak dipraktekkan dan dikonsolidasi.[7]
- Tujuan dan Fungsi Program Pembelajaran
1.
Tujuan Program
Pembelajaran
Catron
dan Allen mengemukakan tujuan program pembelajaran yang utama di taman
kanak-kanak yaitu untuk mengoptimal[8]kan
perkembangan anak secara menyeluruh serta terjadi komunikasi interaktif.
Tujuannya
yaitu membantu meletakan dasar ke arah perkembangan sikap pengetahuan,
ketrampilan dan kreatifitas yang diperlukan oleh anak untuk fdapat menyesuaikan
diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan pada tahap
berikutnya. untuk mencapai tujuan program pembelajaran tersebut, maka
diperlukan strategi pembelajaran bagi anak usia dini yang berorientasi pada[9]:
a. Tujuan
yang mengarah pada tugass-tugas perkembangan setiap rentang usia anak
b. Materi
yang diberikan harus mengacu dan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan yang
sesuai dengan taraf perkembangan anak.
c. Metode
yang dipilih seharusnya berfariasi sesuai dengan tujuan kegiatan belajar dan
mampu melibatkan anak secara aktif dan kreatif serta menyenangkan.
d. Media
dan lingkungan bermain yang digunakan haruslah aman, nyaman, dan menibulkan
ketertarikan bagi anak dan perlu adnya waktu yang cukup untuk bereksplorasi.
e. Evaluasi
yang terbaik dan diaanjurkan untuk dilakukan adalah rangkaian sebuah asismen
melalui observasi partisipan terhadap segala sesuatu yang dilihat, didengar,
dan diperbuat oleh anak.
2. Fungsi
Program Pembelajaran.
Adapun
fungsi pembelajaran di taman kanak-kanak atau di PAUD antara lain untuk:
a. Mengembangkan
seluruh kemampuan yang dimiliki anak sesuai dengan tahap perkembangannya.
b. Mengenalkan
anak dengan dunia sekitar
c. Mengembangan
sosial anak
d. Mengenalkan
peraturan dan menanamkan disiplin kepada anak
e. Memberikan
kesempatan kepada anak untuk menikmati massa mainnya.
- Model Pembelajaran Anak Usia Dini
Menurut Kemp,
strategi merupakan suatu kegiatan dalam pembelajaran yang harus dilakukan guru
dan siswa agar tujuan pembelajaran tercapai secara efektif dan efisien.
Pendekatan
merupakan sudut pandang kita pada proses pembelajaran. Roy Kellen mengungkapkan
terdapat dua pendekatan pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru
(teacher-centered approaches) dan
pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centered
approaches).
Pendekatan yang
berpusat pada guru menggunakan startegi pembelajaran langsung (direct instrunction), pembelajaran
deduktif (menyimpulkan pembelajaran) / ekspositori (menerangkan atau
menjelaskan). Lalu, pendekatan yang berpusat pada siswa menggunakan startegi
pembelajaran inkuiri, diskoveri dan induktif.[10]
- Prinsip-Prinsip Pembelajaran Pada Anak Usia Dini
Guru dituntut untuk memperhatikan
prinsip-prinsip pembelajaran. Proses
kegiatan belajar anak usia dini harus memperhatikan prinsip-prinsip belajar
yaitu: proses kegiatan belajar bagi anak usia dini harus didasarkan prinsip
belajar melalui bermain, proses kegiatan belajar bagi anak usia dini.[11]
Model Pembelajaran Yang Berpusat Pada
Anak Dan Guru
Bahan
ruang dan waktu
|
Pembelajaran
bepusat pada anak
|
Pembelajaran
berpusat pada guru
|
Bahan, ruang dan
waktu
|
Dapat digunakan secara bebas
|
Berdasarkan petunjuk
guru
|
Peran guru
|
Mengikuti
minat dan keinginan anak, pengalaman langsung.
|
Langsung, inisiasi, menekan, dan
berdasarkan penampilan anak.
|
Metode pengajaran
|
Berorientasi
kepada kegiatan menguji, menggali, dan mempunyai tantangan
|
Memiliki tahapan
berdasarkan tujuan akhir yang ingin dicapai.
|
Motivasi
|
Keingimam
belajar instrinsik
|
Eksternal,
berdasarkan penghargaan
|
Konsep belajar
|
Pengalaman
langsung menggunakan untuk dalam bermain untuk memahami situasi yang nyata.
|
Drill atau
pengulangan untuk menguasai ketrampilan.
|
Indiividu vs kelompok
|
Individualis,
berdasarkan kebutuhan anak.
|
Kebutuhan kelompok
sebagai satu kesatuan.
|
Metodologi
|
Kebebasan
sepenuhnya bagi guru untuk menggunakan institusi, perasaan dan penilaian.
|
Kemampuan untuk
berkelompok berdasarkan model/ contoh yang dilihat.
|
Adapaun menurut Musthafa prinsip-prinsip
pembelajaran dalam mendesain intervensi pembeljaran pada usia dini meliputi[12]:
1. Berangkat
dari yang dibawa anak anak.
Semua
upaya pembelajaran harus bermula dan berakhir pada kebaikan perkembangan
peserta didik. Selain itu suatu pemahaman baru dapat diabangu jika peserta
didik mau dan mampu menghubungkan sesuatu yang baru ditemuinya, itu dengan apa
yang telah diketahui dan dipahaminya.
2. Aktfitas
belajar harus menantang pemahaman anak daari waktu ke waktu.
Proses
belajar dapat terjadi dalam dua arah dari umum ke khusus, dan dari yang khusus
ke umum. Akan tetapi, suatu pemahaman baru tersusun atas pengetahua kasus
perkasus melalui proses peninjauan ulang dan penyelarasan yang dilakukan
pembelajar.
3. Guru
menyodorkan persoaalan-persoalan yang relevensinya tengah dirasakan
pembelajaran.
Belajar
merupakan proses pengolahan selektif,yang kebermaknaannya ditentukan oleh
relevansi yang dirasakan pembelajar pad saat tertentu. Oleh karena itu, untuk
memastikan bahwa proses belajar sekerap mungkin dalam diri peserta didik guru
harus senantiasa waspada untuk dapat menangkap momentum kebutuhan belajar peserta
didik.
4. Guru
membangun unit-unit pembelajaran seputar konsep-konsep pokok dan tema besar.
Tidak
seperti orang dewasa yang dapat dengan mudah belajar melalui abstraksi atau
mistik, anak-anak usia dini belajar secara holistik dan integratif. Mengingat kecenderungan
ini, dalam membantu membelajarkan anak usia dini, guru hendaknya mengupayakan
supaya yang disampaikan kepada peserta didik itu berbentuk kosnep-konsep
etensisal dan tema besar yang mudah dikontekstualisasikan.
Contoh
apabila guru ingin mengajarkan tentang konsep-konsep negara dan ibu kota negara
di dunia, maka yang cocok diberikan kepada anak-anak adalah konsep bahwa setiap
negaara memiliki batas wilayah, dan dalam wilayahnya itu ada ibu kota, yang
merupakan pusat kegiatan pemerintahan.
Secara
umum, prinsip yang harus diperhatikan guru dalam pembelajaran di PAUD yaitu[13]:
1. Pembelajaran
dilakukan melalui bermain.
2. Berorientasi
pada kebutuhan anak.
3. Menggunakan
pembelajaran terpadu yang dibingkai oleh tema.
4. Mengembangkan
ketrampilan hidup atau kemandirian sejak dini
5. Menggunakan
berbagai media dan sumber belajar.
6. Pembelajaran
PAIKEM.
7. Dilaksanakan
secara bertahap dan berulang-ulang
8. Penataan
lingkungan yang kondusif
9. Stimulasi
terpadu
10. Konkrit
dan dapat dilihat langsung
11. Seimbang
antara kegiatan fisik dan mental
F. Pembelajaran
dalam Perspektif Perkembangan Anak.
Perkembangan anak merupakan proses
perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang, dari sederhana enjadi
kompleks, suatu evolusi manusia dari ketergantungan menjadi mahluk dewasa. Perkembangan
yang dimiliki anak merupakan rangkaian perubahan yang teratur datii satu tahap
perkembangan ke tahap perkembangan lain yang berlaku secara umum. Misalnya anak
berdiri dengan satu kaki, berjinjit, menaikan tangga, berdiri, menggunakan
bahasa,. Hal ini akan dialami oleh setiap individu yang nromal dan
masing-masing mempunyai ciri khas dari setiap fase perkembangan.[14]
Anak akan sangat menikmati dan mempunyai
keinginan alami untuk belajar dan bekerja, bersamaan dengan keinginan yang kuat
untuk mendapatkan kesenangan. Mereka tidak pernah berfikir bahwa belajar
sebagai sesuatu yang membebani, mereka terus menerus mencari sesuatu yang lebih
menantang.[15]
Dimensi
|
Kegiatan
|
Anak belajar dengan
sangat baik ketika kebutuhan fisik mereka terpenuhi, dan merasa aman secara
psikologis.
|
Mengharuskan peran
aktif dan periode yang tenang, santai, dan aktif. lingkungannya aman dan terlindungi yang diperoleh oleh setiap
anak.
|
Anak yang menyusun
pengetahuan
|
Anak perlu untuk
membuat hipotesisnya sendiri, dan tetap untuk mencoba aksi mental dan
manipulasi fisik, menemukan apa yang sedang terjadi, membandingkan temuannya,
bertanya dan menemukan jawban serta menyusun model.
|
Anak belajar melalui
interaksi sosial dengan oranng tua anak yang lain
|
Guru mendukung
hubngan dengan teman sebaya dan ornag tuanya, dengan mendukung usaha anak dan
membarkan anak untuk berperan secara mandiri.[16]
|
Anak belajar degan
bermain
|
Bermain menyediakan
suatu kesempatan bereksplorasi dan manipulasi yang penring bagi penyesuaian
pengetahuan dan berperan serta dalam pengembangan cara berfikir
respresentasion.
|
Minat dan keingin
tahuan anak memotivasi pebelajaran
|
Guru mengidentifikasi
apa yang dapat meningkatkan minat siswa dan memperbolehkan nak untuk bekerja
sama menyelesaikan permasalahannya.
|
Perkembangan dan
pembelajar manusia dirancang oleh variasi individual
|
setiap insan memiliki
pola individual dan perwaktuan pembangunan perubuhan, juga gaya belajar.
|
G.
Pendidikan
Holistik Bagi Anak Usia Dini
Menurut Rousseau pendidikan yang ideal
dna baik semestinya dilakukan sejaak anak lahir sampai remaja dengan
dikembalikan kepada alam atau pendekatan secara alamiah.[17]
Kegiatan dalam pembelajaran PAUD dapat
dilakukan secara formal maupun informal dalam bentuk institusi pendidikan atau
pentippan anak. Santoso mengemukakan bahwa fungsi penyelenggaraan program PAUD,
sebagai berikut[18]:
1. Memberikan
kesempatan seluas luasnya kepada anak indonesia untuk mengikuti pendidikana
anak usia dini
2. Membantu
dan memfasilitasi perkembangan potensi anak bangsa
3. Membantu
memperbaiki mutu dan relevensi pendidikan anak.
4. Memberdayakan
peserta serta masyarakat dalam memberdayakan pendidikan anak usia dini.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Menurut
Montessori, pembelajaran pada anak usia dini ditandai dengan anak-anak tumbuh
dan berkembang melalui sejumlah tahapan berupa ketertarikan dan keingin tahuan
terhadap sesuatu yang disebut “periode sensitif”.
Menurut
Piaget bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan
menimbulkan kesenangan atau kepuasan bagi diri seseorang.
Bermain
merupakan persyaratan untuk keahlian anak selanjutnya, seuatu praktek untuk
dikemudian hari.
Selanjutnya
yaitu Tujuan program pembelajaran, adalah membantu meletakan dasar kearah
perkembangan sikap pengetahuan, ketrampilan dan kreatifitas yang diperlukan
oleh anak untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Fungsi
dari pada pembelajaran anak usia dini adalah mengembangkan seluruh kemampuan
yanng dimiliki anak sesuai dengan tahap perkembangannya, mengenalkan anak
dengan dunia sekitar, mengembangkan sosial anak, mengenalkan peraturan dan
menanamkan disiplin anak, memberikan kesempatan pada anak untuk menikmati masa
bermainnya. Selain terdapatkan fungsi, selanjutnya adanya model pembelajaran
AUD yang harus diperhatkan pendidk,. model pembelajarannya meliputi dua jenis
model pembelajaran yang berpusat pada guru dan anak.
Menurut
Santosa terdapat beberapa prinsip pembelajaran pada anak usia dini diantaranya:
berangkat dari yang dibawa anak, aktifitas belajar harus menantang pemahaman
anak dari waktu ke waktu, guru menyodorkan persoalan-persoalan yang
relevansinya tengah dirasakan pembelajar, guru membagun unit-unit pembelajaran
seputar konsep-konsep pokok dan tema-tema besar. Maka penyelenggaraan
pendidikan anak usia dini sangat luas perannya dalam membantu anak untuk
mengikuti pendidikan dari sejak dini sesuai dengan potensi yang
dimilikinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad Susanto. Bimbingan dan Konseling di Taman Kanak-kanak.
Cet.I. Jakarta: Prenadamedia Group. 2015.
Anita Yus. Penilaian Perkembangan Beajar Anak Taman
Kanak-Kanak. Edisi I. Jakarta: Prenadamedia Group. 2011.
Diana Mutiah. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Edisi
I. Jakarta: Prenadamedia Group. 2010.
Rusman. Seri Manajemen Sekolah Bermutu ‘Model-Model
Pembelajaran’ Mengembangkan Profesionalisme Guru. Edisi II. Depok: RajaGrafindo. 2012.
[1] Ahmad Susanto, “Bimbingan dan Konseling di Taman
Kanak-kanak”, Cet.I, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2015), h. 77.
[2] Ibid., h. 79.
[3] Ibid., h. 80.
[4] Ibid., h. 81.
[5] Anita Yus, “Penilaian Perkembangan Beajar Anak Taman
Kanak-Kanak”, Edisi I, (Jakarta :
Prenadamedia Group, 2011), h. 33.
[6] Diana Mutiah, “Psikologi Bermain Anak Usia Dini”, Edisi I, (Jakarta :
Prenadamedia Group, 2010), h. 101.
[7] Ibid., h. 102.
[8] Ahmad Susanto, “Bimbingan dan Konseling..., h. 85.
[10] Rusman, “Seri Manajemen Sekolah Bermutu ‘Model-Model
Pembelajaran’ Mengembangkan Profesionalisme Guru”, Edisi II, (Depok: RajaGrafindo, 2012), h.
132.
[11] Ahmad Susanto, ”Bimbingan dan Konseling..., h. 88.
[12] Ibid., h. 89-91.
[13] Ibid., h. 93-99.
[14] Ibid., h. 100.
[15] Ibid., h. 101.
[16] Ibid., h. 102.
[17] Ibid., h. 103.
[18] Ibid., h. 104.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar