PENGEMBANGAN KOGNITIF
A.
Teori Kognitif
1.
Jean Piaget
a.
Tahap
Sensori-motor (0 - 2 Tahun)
Selama
tahap ini, inteligensi (kecerdasan) yang dimiliki anak masih berbentuk primitif
(belum berkembang). Anak dengan tahap ini belajar berbuat terhadap
lingkungannya sebelum ia mampu berpikir mengenai apa yang sedang ia perbuat.
Ketika
seorang bayi berinteraksi dengan lingkungan nya, ia akan mengasimilasikan skema
sensori motor sedemikian rupa dengan mengarahkan kemampuan akomodasi yang ia
miliki hingga mencapai ekuilibrium yang memuaskan kebutuhan nya.
Mampukah
seorang bayi menggali objeck permanence?
Dalam rentang usia antara 18-24 bulan, barulah kemampuan melakuan objeck permanence anak tersebut muncul[2]
secara bertahap dan sistematis. Dalam rentang usia setahun setengah hingga dua
tahun itu, benda-benda mainan dan orang-orang yang biasa berada di sekitar nya
(seperti ibu dan pengasuhnya) akan ia cari dengan sungguh-sungguh apabila ia
memperlukannya.
b.
Tahap
Praoperasional (2 - 7 tahun)
Perkembangan ini bermula pada saat
anak telah memiliki penguasaan sempurna
mengenai object permanence. Artinya,
anak tersebut sudah memiliki kesadaran akan tetap eksisnya suatu benda yang harus ada atau biasa ada, walaupun benda
tersebut sudah ia tinggalkan, atau sudah tak dilihat dan tak didengar lagi.
Apakah
yang mendasari munculnya kemampuan abstrak
ini? Perolehan kemampuan berupa kesadaran terhadap eksistensi object permanence (ketetapan adanya
benda) adalah hasil dari munculnya kapasitas kognitif baru yang disebut
representation atau mental representation (gambaran mental). Secara singkat
representasi adalah suatu yang mewakili atau menjadi simbol atau wujud sesuatu
yang lainya.
Dalam
periode ini anak mulai mampu menggunakan kata-kata yang benar dan mampu
mengekspresikan kalimat-kalimat pendek tetapi efektif.
c.
Tahap
Konkret-Operasional (7 - 11 tahun)
Menurut Piaget, tidak sedikit
pemikiran orang dewasa yang juga menggunakan intuisi seperti pemikiran
pra-oprasional anak-anak. Contohnya ialah, ketika orang dewasa sedang
berangan-angan (daydreaming). Perbedaan memang beda, yakni orang dewasa dapat
berpikir, mengubah maju dan mundur dari intelegensi intuitif (kecerdasan
ilhami) ke inteligensi oprasional kognitif (kecerdasan akli), sedangkan
anak-anak belum bisa melakukannya.
Satuan langkah berpikir anak akan
menjadi dasar terbentuk nya inteligensi intuitif. Inteligensi menurut Piaget,
bukan sifat yang biasanya digambarkan dengan skor IQ itu. Inteligensi adalah
proses, yang dalam hal ini berupa tahapan langkah oprasional tertentu yang
mendasari semua pemikiran dan pengetahuan manusia, disamping merupakan proses
pembentukan pemahaman. Dalam
inteligensi operasional anak yang sedang berada pada tahap konkret oprasional
terdapat sistem operasi kognitif yang meliputi[3]:
1)
Conservation
(konservasi/ pengekalan) adalah kemampuan anak
dalam memahami aspek-aspek kumulatif materi, seperti volume dan jumlah.
2)
Addition
Of Classes (penambahan golongan benda) yakni kemampuan anak
dalam memahami cara mengkombinasikan beberapa golongan benda yang dianggap
berkelas lebih rendah, seperti mawar dan melati, dan menghubungkan nya dengan
golongan benda berkelas lebih tinggi, seperti bunga.
3)
Multiplication
Of Classes (pelipatgandaan
golongan benda), yakni kemampuan yang melibatkan pengetahuan mengenai cara
mempertahan kan dimensi-dimensi benda (seperti warna bunga dan tipe bunga)
untuk membentuk gabungan golongan benda (seperti mawar merah,mawar putih, dan
seterusnya).
d.
Tahap
Formal-Operasional (11 - 15 tahun)
Dalam tahap ini yang bisa disebut
masa remaja, akan dapat mengatasi
masalah keterbatasan pemikiran konkret-operasional. Sesungguhnya tidak hanya
berlaku bagi remaja hingga usia 15 tahun, tetapi juga bagi remaja bahkan orang
dewasa yang berusia lebih tua. Hal ini perlu dikemukakan, sebab upaya riset
Piaget yang mengambil subjek anak dan remaja hingga usia 15 tahun itu dianggap
sudah cukup representatif bagi usia-usia selanjutnya.
Dalam perkembangan kognitif tahap
akhir ini seorang remaja telah memiliki kemampuan mengoordinasikan baik secara
simultan (serentak) maupun berurutan dua ragam kemampuan kognitif, yakni[4]:
1)
Kapasitas
menggunakan hipotesis (anggapan dasar), yakni berpikir mengenai sesuatu
khususnya dalam hal pemecahan masalah dengan menggunakan anggapan dasar yang
relevan dengan lingkungannya yang ia respons.
2)
Kapasitas
menggunakan prinsip-prinsip abstrak, yakni remaja akan mampu mempelajari
materi-materi pelajaran yang abstrak, seperti ilmu agama (tauhid), ilmu
matematika, dsb.
Sebagai pelengkap uraian ini, perlu
diutarakan dua hal penting mengenai inteligansi dalam hubungan nya dengan
proses perkembangan kognitif . Pertama, sebaiknya para guru dan orang tua juga
para calon guru mengetahui bahwa inteligensi (kecerdasan) itu melibatkan
interaksi aktif antara siswa dengan dunia dan sekitarnya. Kedua,
tahapan-tahapan perkembangan kognitif anak yang telah di kemukakan Piaget
diatas merupakan jalan umum yang di tempuh oleh perkembangan inteligensi anak
tersebut.[5]
2.
Jerome
Bruner
Adapun tahap-tahap
perkembangan kognitif, yaitu[6] :
a.
Tahap enaktif (0
- 2 tahun)
Pada tahap ini, anak memahami
lingkungannya. Misalnya, tidak ada kata yang membantu orang dewasa ketika
mengajar anak berlatih naik sepeda. Belajar naik sepeda berarti lebih
mengutamakan kecakapan motorik. Pada tahap ini, anak memahami objek sepeda
berdasarkan apa yang dilakukannya, misalnya dengan memegang, menggerakkan,
memukul, menyentuh, dan sebagainya.
b.
Tahap ikonik (2 -
4 tahun)
Pada tahap ini, karakteristik
tunggal pada objek yang diamati dijadikan sebagai pegangan, dan pada akhirnya
anak mengembangkan memori visualnya.
c.
Tahap simboik (5
- 7 tahun)
Pada tahap ini, tindakan tanpa
pemikiran terlebih dahulu dan pemahaman perseptual sudah berkembang. Bahasa,
logika, matematika memegang peranan penting. Tahap simbolik ini memberikan
peluang anak untuk menyusun gagasannya secara padat, misalnya menggunakan
gambar yang saling menghubungkan bentuk-bentuk rumus tertentu.
Bruner menyatakan bahwa perkembangan
kognitif seseorang berkembang dari tahap enaktif ke ikonik dan pada akhirnya ke
simbolik. Meskipun demikian, bukan berarti orang dewasa tidak lagi mengkodekan
pengalamannya melalui sistem enaktif dan ikonik, namun karena adanya banyak
pengalaman, orang dewasa lebih banyak menggunakan cara berpikir simbolik
dibandingkan dengan enaktif dan ikonik.
3.
David
Ausubel
Menurut David
Ausubel ada 2 jenis belajar, yaitu[7] :
a.
Belajar Bermakna
(Meaningfull Learning)
Belajar dikatakan bermakna apabila
informasi yang akan dipelajari peserta didik disusun sesuai dengan struktur
kognitif yang dimiliki peserta didik itu sehingga peserta didik itu dapat
mengaitkan informasi barunya dengan struktur kognitif yang dimilikinya.
Sehingga peserta didik menjadi kuat ingatannya dan transfer belajarnya mudah
dicapai.
b.
Belajar
Menghafal (Rote Learning)
Bila struktur kognitif yang cocok
dengan fenomena baru itu belum ada maka informasi baru tersebut harus
dipelajari secara menghafal. Belajar menghafal ini perlu bila seseorang
memperoleh informasi baru dalam dunia pengetahuan yang sama sekali tidak
berhubungan dengan apa yang ia ketahui sebelumnya.
B. Berpikir
Berpikir merupakan perilaku menggunakan
akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu.[8]
Ada 2 macam didalam berpikir, yaitu[9] :
1.
Berpikir
Asosiatif
Adalah berpikir dengan cara
mengasosiasikan sesuatu dengan lainnya. Berpikir asosiatif merupakan proses
pembentukan hubungan antara rangsangan dan respons.
2.
Berpikir
Rasional dan Kritis
Adalah perwujudan perilaku belajar
terutama yang bertalian dengan pemecahan masalah. Dalam berpikir rasional,
siswa dituntut menggunakan logika (akal sehat) untuk menentukan sebab-akibat,
menganalisis, menarik kesimpulan-kesimpulan, dan bahkan menciptakan hukum-hukum
(kaidah teoretis) dan ramalan-ramalan.
C.
Teori Behaviorisme
Secara umum, teori Behaviorisme
merupakan ilmu tentang tingkah laku. Terdapat beberapa tokoh yang berpendapat
tentang masalah ini. Menurut Charles Darwin, ia mengatakan bahwa manusia
merupakan hasil proses evolusi secara kebetulan dari binatang-binatang yang
lebih rendah.[10]
Kaum behavioris sangat mengagungkan
proses belajar asosiatif atau proses belajar stimulus-respon ini sebagai penjelasan
terpenting tentang tingkah laku. Kaum behavioris menganut paham relativisme
budaya dan moral.[11]
Gardner Lindzey dan Calvin Hall
telah menganalisis dan membandingkan berbagai teori kepribadian. Mereka
sependapat dengan teori Dollard dan Miller yang berpendapat bahwa konflik yang
tak disadari, yang sebagian besar diperoleh selama masa bayi dan masa
kanak-kanak, merupakan pangkal bagi kebanyakan gangguan emosional berat dalam
kehidupan dikemudian hari.[12]
Darwin, kaum Behavioris memandang
manusia hanya sebagai salah satu jenis binatang, tanpa perbedaan yang esensial dengan
jenis-jenis binatang lainnya dan memiliki kecenderungan-kecenderungan merusak
dan antisosial yang sama.
B.F Skinner, pemimpin tradisi Behavioris
masa kini berpendapat bahwa, satu-satunya perbedaan antara tingkah laku tikus
(binatang) dan tingkah laku manusia terletak dalam soal tingkah laku verbal.
Etika, moral, dan nilai-nilai hanyalah hasil proses belajar asosiatif. [13]
Sigmund Freud dan psikolog-psikolog
lain lebih mengandalkan pada pengamatan klinis, sedangkan kaum Behavioris lebih
mengandalkan percobaan-percobaan dilaboratorium yang dikontrol ketat. Dari
pendapat Sigmund Freud dan kaum Behavioris yang selalu mempertahankan
pendapatnya, akhirnya ada sebuah pernyataan yang mutakhir yang dikemukakan oleh
Floyd W. Matson (1966) “Adalah suatu kebenaran yang dapat dibuktikan ...
bahwa prinsip-prinsip dasar Behaviorisme tidak hanya hidup subur dilaboratorium
para eksperimentalis, melainkan juga menempati posisi yang mantap dan menonjol
dalam skema konseptual mereka”.[14]
Bandura
memiliki pendapat (asumsi) tersendiri dalam kaitannya dengan hakikat manusia
dan kepribadian. Asumsinya itu adalah sebagai berikut[15]:
1.
Manusia
pada hakikatnya adalah makhluk yang sadar, berpikir, merasa dan mengatur
tingkah lakunya sendiri.Dengan demikian manusia bukan seperti pion atau bidak
yang mudah sekali dipengaruhi atau dimanipulasi oleh lingkungan. Hubungan
antara manusia dengan lingkungan bersifat saling mempengaruhi satu sama
lainnya.
2.
Kepribadian
berkembang dalam konteks sosial, interaksi antara satu sama lainnya.Dengan
demikian teori kepribadian yang tepat adalah yang mempertimbangkan konteks
sosial tersebut.
Teori belajar sosial
bandura tentang kepribadian didasarkan kepada formula bahwa tingkah laku
manusia merupakan hasil interaksi timbal balik yang terus menerus antara
faktor-faktor penentu: internal (kognisi, persepsi, dan faktor lainnya yang
mempengaruhi kegiatan manusia), dan eksternal (lingkungan).
Bandura menyetujui
keyakinan dasar behaviorisme yang mempercayai bahwa kepribadian dibentuk
melalui belajar. Namun dia berpendapat bahwa “conditioning” bukan proses yang
mekanis, manusia menjadi partisipan yang pasif.
D.
Jenis-jenis Makanan Untuk Otak
Jenis-jenis Makanan Untuk Otak
terdiri dari[16]
:
1.
Brokoli
2.
Bayam
3.
Kenari
4.
Ikan
Salmon
5.
Tomat
6.
Teh
Hijau
7.
Cokelat
Hitam
8.
Blueberry
[1] Muhibbin Syah, Psikologi
Belajar (Jakarta : PT. Rajawali Pers, 2012), h. 26.
[4] Ibid., h.
33.
[5] Ibid., h.
35.
[6] Rita
Kurniawati, etc., Perkembangan Kognitif Menurut Pandangan Bruner,
https://reithatp.blogspot.co.id/2012/04/perkembangan-kognitif-menurut-pandangan_17.html?m=1,
diakses pada 19 September 2017 pukul 17.50 WIB.
[7] Umi Amini, Teori
Kognitif Menurut David Ausubel, https://www.academia.edu/8176305/Teori_Kognitif_Menurut_David_Ausubel, diakses pada
21 September 2017 pukul 10.34 WIB.
[8] KBBI Offline
1.5
[9] Muhibbin Syah,
Psikologi Belajar (Jakarta : PT. Rajawali Pers, 2012), h. 122.
[10] Frank G. Goble
diterjemahkan oleh A. Supratinya, Mazhab Ketiga Psikologi Humanistik Abraham
Maslow, (Yogyakarta : Kanisius, 1987), h. 22.
[11] Ibid., h.
23.
[12] Ibid., h.
24.
[13] Ibid., h.
25.
[14] Ibid., h.
27.
[15]Ambar Mulya, Teori
Kepribadiaan Behavioristik Menurut Bandura http://ambarmulyaa.blogspot.co.id/2013/04/teori-kepribadiaan-behavioristik.html, diakses pada
21 September 2017 pukul 11.27 WIB.
JAVA BET COBWIRE - L'Auberge Casino Hotel & Spa
BalasHapusJAVA BET COBWIRE. JAVA 춘천 출장안마 BET COBWIRE. JAVA BET COBWIRE. L'Auberge 경산 출장안마 Casino Hotel & Spa. 성남 출장샵 789 Casino 안산 출장마사지 Drive, 거제 출장마사지 Atlantic City, NJ 08401.